Jika Anda ingin terbebas dari rasa nyeri akibat kehabisan tenaga atau kelelahan setelah berolah raga, minumlah segelas kopi.
Satu studi baru menunjukkan, kopi mengurangi rasa nyeri akibat kelelahan tak peduli seseorang memiliki kebiasaan minum kopi atau tidak. Demikian laporan kantor berita resmi China, Xinhua, Rabu (1/4).
Profesor bidang kesehatan masyarakat dan kinesiologi di Universitas Illionis Robert Motl mengatakan, "Kafein bekerja pada satu sistem di otak dan urat tulang belakang yang sangat terlibat dalam pemrosesan rasa sakit. Dan karena kafein menghalangi adenosine, zat kimia yang memainkan peran penting dalam pengalihan energi dan olah raga, kafein dapat mengurangi nyeri."
Peneliti itu, yang mantan pebalap sepeda, membagi 25 mahasiswa sehat menjadi dua kelompok pembeda.
Di satu kelompok terdapat pria yang setiap hari mengonsumsi kafein sangat rendah sampai tidak ada, dan kelompok lain meliputi orang dengan rata-rata konsumsi kafein sebanyak 400 miligram per hari, sama dengan tiga sampai empat gelas kopi.
Setelah menyelesaikan tes olah raga awal di laboratorium dengan menggunakan sepeda statis guna memastikan konsumsi oksigen maksimal atau energi aerobik, obyek penelitian kembali ke kegiatan olahraga selama 30 menit dengan intensitas tinggi yang dipantau.
Satu jam sebelum masing-masing kegiatan, para pebalap sepeda—yang telah diinstruksikan agar tidak mengonsumsi kafein selama masa 24 jam sebelumnya—diberikan satu pil.
Pada satu kesempatan, pil itu berisi dosis kafein seukuran 5 miligram per kilogram berat badan, atau sama dengan dua atau tiga gelas kopi, dan pada kesempatan lain mereka diberikan pengganti.
Selama kedua masa olahraga, penglihatan obyek penelitian mengenai nyeri otot besar empat bagian di bagian depan paha dicatat dengan jeda tetap, bersama dengan data mengenai konsumsi oksigen, detak jantung, dan porsi kegiatan.
"Apa yang kami saksikan ialah sesuatu yang tidak kami kira," kata Motl. "Orang yang tak mengkonsumsi kafein dan yang biasa mengkonsumsinya memiliki tingkat pengurangan nyeri yang sama selama berolahraga setelah mereka mengkonsumsi kafein," katanya.
Hasil studi tersebut dirinci di dalam International Journal of Sport Nutrition and Exercise Metabolism, terbitan April.
Penulis studi itu meliputi Steven P Broglio dari University of Illionis dan Sigurbjorn A Arngrimsson dari Center for Sport and Health Sciences, Iceland University of Education.
kompas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar