welcome

terima kasih sudah mengunjungi blog saya

21 Mei 2010

Fusion Sushi Harga Mahasiswa Tidak Antre

Penggemar sushi akan melakukan apa saja untuk mendapatkan makanan favoritnya. Bahkan kalau diperlukan, antre dan membayar mahal pun tidak keberatan. Tapi untuk yang satu ini dijamin Anda tidak perlu antre. Harganya pun sangat terjangkau. Maklum, harga mahasiswa.

Sushi World layak menjadi salah satu tempat pilihan yang pas bagi penyuka sushi. Di restoran ini pengunjung bisa mencicipi aneka fusion sushi yang sedang digandrungi oleh kaum muda. Fusion sushi ini memiliki cita rasa yang beda, karena sudah mengalami sedikit perubahan, dengan cara memadukan bahan-bahan yang ada.

Pada dasarnya sushi merupakan makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk berupa makanan laut, daging, sayuran mentah atau sudah dimasak. Asal-usul kata sushi adalah kata sifat untuk rasa masam yang ditulis dengan huruf kanji sushi.

Pada awalnya, sushi yang ditulis dengan huruf kanji merupakan istilah untuk salah satu jenis pengawetan ikan yang disebut gyosho, yakni membaluri ikan dengan garam dapur, bubuk ragi atau ampas sake.

"Kalau fusion sushi ditambah dengan bahan baru seperti mayones, alpukat, mangga, timun, bahkan cabai rawit. Sushinya pun bisa digoreng," ujar Rahandari (23) alias Riri, salah satu pemilik Sushi World.

Aneka ragam sushi disajikan dengan tampilan yang sangat menarik dan menggugah selera. Salah satu andalannya dragon roll. Dalamnya diisi dengan udang yang digoreng dan mayones lalu ditaburi dengan tepung tempura dan diberi alpukat di atasnya. Menu ini juga termasuk populer di banyak restoran sushi lainnya.

Meski dari segi jenis sama, namun dari isi dan penyajiannya dibuat berbeda. Paling penting, harganya bisa separuh dari harga restoran sushi ternama. Dragon roll ini dipatok dengan harga Rp 35.000.

Riri juga menyarankan untuk mencoba volcano. Sushi ini dilumuri saus merah lezat yang terbuat dari baby octopus dan saus mayo. Dalam gulungan sushi diisi dengan daging kepiting, mayones, dan alpukat. Bagi yang suka dengan rasa pedas, disarankan untuk berani mencoba kalimantan. Sushi ini berisi ikan sisamo, mayones, selada air, dan cabai rawit.

"Tak jarang juga ada konsumen yang memberi masukan kepada kami untuk dibuatkan jenis sushi tertentu yang pernah dicobanya di restoran lain. Kalau sekiranya cocok, tidak tertutup kemungkinan dimasukkan ke dalam daftar menu," ujar Riri lagi.

Ada pula jenis sushi yang disebut dengan gunkan, yakni nasi yang digulung lalu diberi topping ikan mentah, telur ikan atau belut di atasnya, dan dibungkus dengan nori sekelilingnya. Jenis lain adalah nigiri sushi, yakni sushi yang di atasnya diberi irisan ikan kemudian diikat dengan nori.

Sebagai teman makan sushi, paling klop dipadukan dengan wasabi. Sambal khas Jepang itu memang unik. Pasalnya, bahan sambal bukan dari cabai yang biasa kita makan, melainkan terbuat dari lobak Jepang yang apabila dicicipi akan muncul rasa pedas yang cukup menyengat di hidung.

Pengunjung yang tidak tahan rasa pedasnya bisa mencampur wasabi dengan shoyu, yaitu sejenis kecap jepang yang rasanya asin dan manis. Dilengkapi pula dengan gari, sejenis jahe berwarna merah muda.

Sebagai informasi, sushi dengan ikan yang telah melalui proses masak justru bernilai gizi baik, rendah kalori, dan rendah lemak. Sushi salmon mengandung vitamin D, dan bahan ketan pada sushi memberikan karbohidrat yang baik untuk tenaga.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dr Iain Brownlee dari University of Newscastle, sushi juga populer sebagai makanan penurun berat badan.

Elemen yang memberikan manfaat tersebut adalah nori, rumput laut kering yang digunakan untuk membungkus sushi. Para peneliti Inggris mengatakan bahwa nori berpotensi mengurangi retensi lemak tubuh hingga 75 persen.

Bahan impor

Meski harga sushi yang ditawarkan murah, namun Riri tidak mau sembarangan dalam memilih bahan baku. Semua bahan ikan untuk sushi masih diimpor dan memakai bahan yang masih segar. "Pokoknya kualitas bahan yang kami pakai tak kalah dengan restoran lainnya," ucapnya.

Akibatnya, gara-gara ada hambatan impor ikan salmon beberapa waktu lalu, restorannya terpaksa tidak menghidangkan ikan salmon. Repotnya lagi, ketika ada stok barang, harganya naik 100 persen. Namun demi kepuasan pelanggan, tetap saja dibeli.

"Kami selalu pilih ikan segar meski ada juga yang dijual beku, karena hal itu akan mempengaruhi rasa dan kualitas. Ikan yang baru datang langsung dipisah antara yang mau dimasak besok dan ditaruh di freezer. Ikan yang sudah diletakkan di freezer tidak boleh dikeluar-masukkan karena akan menimbulkan bau amis dan harus dibungkus plastik wrap," jelas Riri.

Bahan lainnya, seperti bubuk teh hijau atau oca, nori dan lainnya, juga masih diimpor. Namun ada suplier khusus yang menyediakan bahan-bahan tersebut. Riri mengaku, semenjak dirinya memegang restoran tersebut, dia jadi mengetahui cara memilih bahan baku dan belanja berbagai kebutuhan untuk restoran tersebut.

Bagi yang ingin makan lebih kenyang, restoran ini punya donburi, nasi yang di atasnya ditaburi telur goreng dan daging. Jika ingin yang lebih segar dan berkuah bisa memilih udon yang hampir serupa dengan mi rebus. Harga yang ditawarkan restoran ini, untuk sushi berkisar Rp 6.000-Rp 40.000 per porsi, sedangkan udon Rp 14.000-Rp16.000 per porsi.

Harga murah yang diterapkan Riri, menurutnya, karena dia tidak perlu menyewa tempat terlalu mahal. Restoran ini cukup sederhana, hanya ruko kecil tiga lantai. Lantai bawah adalah tempat mengolah makanan, ditambah dengan meja di mana pelanggan bisa langsung melihat pengolahan sushi.

Sedangkan di lantai dua ada ruangan yang diisi hanya lima meja makan kecil. Rencananya lantai tiga akan menjadi ruang lesehan. Sayangnya, untuk mencari tempat parkir mobil agak susah karena lokasinya yang berada di gang sempit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar