Berdasar blue print energi nasional tahun 2005 kebutuhan bahan bakar nabati sebagai campuran sebesar 5 persen, untuk memenuhi kebutuhan tersebut memerlukan 720 kiloliter biodiesel.
Setelah mengembangkan biji jarak, pemerintah sedang meneliti sumber energi biofuel dari nyamplung untuk memenuhi kebutuhan energi 720 kiloliter biodiesel.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Litbang Kehutanan Wahjudi Wardoyo dalam seminar nasional Nyamplung, Sumber Energi Biofuel yang Potensial, Selasa (23/9).
"Jika kebutuhan biodiesel sebesar 720 kiloliter disuplai dari nyamplung maka diperlukan sekitar 5,1 juta ton biji nyamplung. Ini potensi industri yang cerah ke depannya," kata Wahjudi.
Ia menegaskan diperlukan luasan panen tanaman nyamplung minimal 254 ribu hektar pada 2025 untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Menurut Deputi II Menteri Perekonomian Bayu Krisnamurti, potensi industri minyak nyamplung ini memang diperuntukkan bagi pemberdayaan industri kecil dan menegah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar