Harga minyak goreng curah di pasar-pasar tradisional Jakarta, yang banyak dikonsumsi masyarakat kelas bawah di kota ini, masih tinggi. Tidak hanya warga atau konsumen yang menjerit akibat kenaikan komoditas tersebut, tetapi pedagang pun mengeluh kesulitan menjual karena mulai sepi pembelinya.
Di Jakarta Utara misalnya, harga minyak goreng curah seperti terpantau Senin (10/3), bergerak antara Rp 14.200 hingga Rp 14.500 per kilogram. Harga minyak goreng curah per kilogram di Pasar Sukapura Rp 14.500, Pasar Tugu Utara Rp 14.200, Pasar Kalibaru Rp 14.000 dan Pasar Koja Rp 14.300.
”Harga minyak goreng yang cenderung naik dan bertahan pada harga tinggi membuat rakyat resah. Apa-apa saja barang kebutuhan pokok warga kok semakin melambung. Rakyat tambah sengsara, tau!” kata Ny Saniati (37), warga RT 003/RW 03, Kelurahan Semper Barat saat beli minyak goreng di Pasar Tugu Utara.
Dia kecewa dengan adanya kenaikan harga kebutuhan pokok yang terjadi setiap hari. “Akhir pekan lalu, harga sekilogram minyak goreng masih Rp 12.500 lho. Eh, sekarang malah telah menjadi Rp 14.200 per kilogram,” kata dia.
H Nasution (59), pemilik toko yang menjual barang-barang kebutuhan pokok di Jalan Tipar Cakung, Cilincing mengaku kebingungan karena harga minyak goreng semakin hari semakin naik. ”Saya sebagai pedagang bingung menjualnya, karena pembeli jadi sepi. Kasihan rakyat kecil karena terus merasakan kenaikan harga itu," ujarnya.
Pengaruh kenaikan harga sembako, termasuk minyak goreng itu, memang bukan cuma membuat ibu rumah tangga menjerit. Pedagang kecil yang sehari-harinya berjualan dengan modal pas-pasan juga terkena imbasnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar