Liputan6.com, Ponorogo: Jauh dari keramaian, Misiriah alias Mbah Temu tinggal di Dusun Sidowayah, Desa Sidoharjo, Kecamatan jambon, Kabupaten Ponorogo, tepatnya di lereng Gunung Gede. Ia tinggal di sebuah gubuk reot yang nyaris roboh. Sehari-hari Mbah Temu hidup bersama Jemitun, anak perempuan satunya satunya yang mengalami ketergbelakangan mental.
Dalam gubuknya jangan harap menemukan perabotan rumah tangga. Hanya dapur dan tempat tidur seadanya. Gubuk ukuran dua kali empat meter ini juga dijadikan kandang ayam serta kambing. Hewan ini bukan milik Mbah Temu, tapi punya tetangganya yang minta agar dipelihara.
Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari, usai menunggui anaknya menanak nasi tiwul, ia harus pergi ke hutan mencari kayu dan daun jati. Hal ini dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu, semenjak ditinggal suaminya meninggal.
Selimut kemiskinan membuat Mbah Temu setiap hari berjalan menyusuri jalan setapak menuju hutan. Dibantu sepotong tongkat kayu, ia menyusuri jalan setapak dengan kanan kiri jurang mengangga.
Sesampainya di hutan, tepatnya di lereng Gunung Gede, naluri mengantarnya untuk mencari daun daun jati. Jika perlu ia harus memanjatnya untuk sekadar mendapatkan daun jati yang layak jual.
Jika daun jati telah terkumpul sebanyak yang ia mampu bawa, daun itu dijual ke warung-warung. Hasilnya digunakan membeli gaplek dan tiwul untuk makan sehari-hari. "Segendongan Rp 3.000 ribu, kadang cuma Rp 1.000 atau Rp 3.000," kata Mbah Temu kepada SCTV, baru-baru ini.
Biasanya, jika lokasi belum pernah didatangi, Mbah Temu pergi ke hutan bersama anaknya. Namun setelah itu, ia pergi sendiri tanpa pengawasan anaknya.
Bagi Mbah Temu, hari-hari yang dilewatinya hanya sekadar bagaimana menganjal perut agar tidak mati kelaparan. Baginya, syukur alhamdulillah jika hari ini masih ada sekerat tiwul atau gaplek yang cukup sekadar menganjal rasa lapar. Esok hari... entahlah.
sumber: http://id.news.yahoo.com/lptn/20110225/tid-nenek-buta-tetap-berjuang-demi-kehid-e390447.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar